
Sebuah studi baru telah menunjukkan adanya kaitan antara masalah tidur dan risiko demensia. Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of Eastern Finland menemukan bahwa gangguan tidur seperti insomnia dan sleep apnea dapat meningkatkan risiko seseorang terkena demensia.
Studi ini melibatkan lebih dari 2.000 orang dewasa yang berusia di atas 60 tahun dan dilakukan selama 20 tahun. Para peserta studi diwawancarai tentang kebiasaan tidur mereka dan menjalani tes kognitif secara berkala. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mengalami gangguan tidur memiliki risiko lebih tinggi terkena demensia, terutama Alzheimer.
Dr. Tiia Ngandu, seorang peneliti yang terlibat dalam studi ini, mengatakan bahwa tidur yang berkualitas sangat penting untuk menjaga kesehatan otak. Gangguan tidur dapat mengganggu proses pembersihan racun-racun dalam otak yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak dan memicu perkembangan demensia.
Menurut Dr. Ngandu, penting bagi kita untuk memperhatikan pola tidur kita dan mengatasi masalah tidur dengan segera. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas tidur antara lain adalah menjaga rutinitas tidur yang teratur, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dan menghindari konsumsi kafein dan alkohol sebelum tidur.
Studi ini memberikan wawasan baru tentang pentingnya tidur yang berkualitas dalam menjaga kesehatan otak dan mencegah risiko demensia. Dengan memperhatikan pola tidur kita dan mengatasi masalah tidur dengan tepat, kita dapat mengurangi risiko terkena demensia dan menjaga kesehatan otak kita dengan baik.
The post Studi baru tunjukkan kaitan antara masalah tidur dan risiko demensia appeared first on hkbplubukbaja.