Banyak sekali Artikel bahkan Puisi yang ditulis untuk a ANAK korban Perceraian. Tetapi adakah Puisi ataupun Artikel yang menulis, bagaimana perasaan seorang ISTRI yang sebenarnya merupakan Korban Utamanya dari perceraian? Oleh sebab itu dengan ini Mang Ucup persembahkan khusus bagi para Janda Korban Perceraian.
Cobalah renungkan bagaimana perasaan orang yang kehilangan pasangan hidupnya ? Perlu Anda ketahui stres yang paling berat di dalam kehidupan manusia. Adalah pada saat mereka ditinggal oleh orang yang mereka kasihi. Kebanyakan orang melakukan bunuh diri. Bukannya karena kehilangan harta maupun jabatan. Melainkan karena KESEPIAN!!!
Perceraian dinilai oleh banyak agama sebagai HARAM sehingga seharusnya dihindari. kebanyakan perempuan di dunia diceraikan sepihak oleh suaminya ataupun ditinggal minggat begitu saja. Apakah para pembimbing agama bisa membantu untuk memaksakan agar suaminya mo balik lagi ? Ora iso !!!
Benar dan tepat sekali bahwa Agama melarang kita BERSELINGKUH, tetapi TIDAK MELARANG CERAI. Maka apa salahnya kita BECERAI atas Nama Allah???
Pada saat seorang istri ditinggal mati oleh suaminya. Banyak orang datang berkunjung melayat. Bahkan diadakan doa dan malam hiburan khusus bagi istri yang ditinggal. Setelah itu pun masih banyak lagi tetangga maupun rekan-rekan lainnya yang saling berdatangan untuk menghibur sang janda. Banyak pula yang menawarkan berbagai macam pertolongan maupun bantuan untuk kelanjutan hidup sang istri yang ditinggal.
Janda CERAI dan janda yang ditinggal mati oleh suaminya sama-sama menderita karena kehilangan pasangan hidupnya. Namun janda cerai ada jauh lebih menderita daripada janda yang ditinggal mati oleh suaminya. Kenapa??
Pada saat seorang perempuan diceraikan. Jangan harap ada orang yang mau datang berkujung apalagi menghibur. Kalau kagak di GOSIPIN azah udah bagus! Padahal janda cerai hidupnya jauh lebih menderita, lebih berat dan juga lebih banyak pertolongan maupun bantuan yang dibutuhkan. Who Care????
Ia bukan saja di tinggal oleh suaminya melainkan juga oleh seluruh anggota keluarga suaminya. Penghasilan pun tidak ada, sedangkan janda yang ditinggal mati; masih bisa dapat uang pensiun maupun warisan dan juga masih dibantu oleh anggota keluarga suaminya.
Apabila perempuan ditinggal mati oleh suaminya, banyak orang yang turut berduka cita bahkan turut menangis maupun berdoa untuknya. Kebalikannya untuk janda cerai tak ada seorangpun yang peduli akan pederitaannya apalagi mau turut merasakan kepedihan maupun kesedihan hatinya. Apakah janda cerai itu sudah dinilai seperti sampah??
Teman-teman dekatpun satu per satu akan menjauhinya. Bahkan janda cerai itu lansung dikategorikan seperti juga perempuan najis yang suka ngerebut suami orang. Oleh sebab itulah janda cerai itu penderitaannya jauh berlipat kali jauh lebih berat daripada janda yang ditinggal mati oleh suaminya. Mereka bukan hanya kesepian karena ditinggal suaminya saja. Bahkan juga dikucilkan oleh keluarga maupun kawan-kawannya.
Anak-anak yang ditinggal mati oleh ayahnya masih bisa mengetahui dimana letak makam ayahnya. Tapi bagaimana dengan anak-anak yang ditinggal minggat oleh ayahnya ? Apa yang mereka harus jawab apabila ditanya oleh kawan-kawan sekolahnya ?
Perempuan yang ditinggal oleh pasangan hidupnya harus siap dan bisa melakukan fungsi sebagai suami, sebagai ayah maupun sebagai pencari nafkah. Mereka dipaksakan HARUS BISA tanpa ada persiapan sebelumnya. Kalau usia masih muda kita masih memiliki semangat juang, tetapi bagaimana kalau usia sudah di atas kepala empat? Berapa banyak korban cerai sepihak, tanpa ditinggali modal satu sen pun juga!
Mereka tidak punya waktu untuk belajar ataupun mengadaptasinya terlebih dahulu, karena perobahan drastis terjadi dalam sehari. Oleh sebab itulah boro-boro punya waktu untuk ngurus diri sendiri untuk ngurus kebutuhan dan keperluan sehari-haripun sudah tidak ada waktu lagi!
Waktu untuk berdoa dan menangis hanya ada di malam hari saja. Kebanyakan cowok lebih senang memilih dan menikah dengan janda yang ditinggal mati oleh suaminya daripada janda cerai. Disamping itu merekapun lebih senang memilih janda muda tanpa anak. Perlu diketahui bahwa banyak janda cerai yang hidupnya menjadi Trauma dan takut untuk menjalin hubungan baru lagi.
Hati yang terluka mungkin bisa sembuh, tetapi cacad lukanya tidak bisa dihilangkan dan ini akan membayangi terus selama hidupnya.
Selama hidup-Nya Tuhan Yesus tidak pernah mengeluh! Bahkan siksaan dan penderitaan jasmaniah yang bagaimana beratnya sekalipun; Ia masih mampu bertahan, Tapi pada saat Ia ditinggal oleh Bapa yang mengasihi-nya; disitulah untuk pertama kalinya Ia mengeluh.
Yesus atau Allah yang telah menjelma menjadi manusia sekalipun; mengeluh dan tidak tahan apabila ditinggal oleh orang yang dikasihi-Nya, apalagi kita manusia biasa yang lemah dan rapuh.
“Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”, yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Bisakah seorang istri yang ditinggal suaminya meratap sambil bertanya: Mengapa engkau meninggalkan aku? Boro-boro bisa dapat jawaban??!!!. Sejak ditinggalpun sang tidak pernah mau menghibunginya lagi. Oleh sebab itu cobalah kita bertanya pada Rumput yang bergoyang !!!
PS Buku dengan judul MELEWATI LEMBAH AIR MATA adalah buku yang bagus sekali. Merupakan kisah nyata yang dialami sendiri oleh sang penulis: Mundhi Sabdsa Hardiningtyas. Seorang ibu yang tabah dan hebat. Saya kenal baik dengan mba Mundhi.
Mang Ucup